Abd. Muluk, S.IP, Asesor BAN PAUD dan PNF RIAU asal Kubu Babussalam Rokan Hilir.
Guru. Mendengar kata guru yg pertama sekali melintas dipikiran saya adalah belajar. Ya belajar. Mulai dari belajar ketika duduk di bangku kelas 1 SD (saya tak pernah PAUD atau TK) hingga mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Mulai dari belajar cara memegang pensil, kemudian menulis, mengeja sambil menghafal angka dan abjad hingga membaca dan merangkai kata menjadi kalimat. Begitulah seterusnya sampai kepada menganalisa teks dan konteks tentang seluruh aspek kehidupan ini. Semua ini harus diakui tercapai atas jasa guru-guru kita yg berkesinambungan memberikan pelajaran dan pendidikan. Tanpa mereka bisa jadi kita yg hari ini adalah hidup dalam kebodohan dan kepapaan belaka.
Tanpa guru, kehidupan berumah tangga sampai bernegara pastilah tandus. Tanpa guru, pribadi hingga berkelompok dan berbangsa pastilah rapuh. Lagi-lagi atas jasa guru jualah kehidupan ini berwarna-warni dan penuh dinamika.
Lalu apa yg bisa kita persembahkan utk mereka atas semua jasa dan pengabdiannya itu..? Lebih khsusu di HGN ini.
Kado bukanlah harapan sesungguhnya. Ucapan selamat hari guru adalah momentum saja. Piagam-piagam penghargaan cuma pelipur lara saat honorarium masih tertunda. Uforia kegembiraan guru-guru kita hanya terpancar saat peringatan hari guru, kemudian lalu sirna.
Sebagai "mantan" murid (walau sesungguhnya tidak ada istilah mantan murid atau mantan guru) mari kita persembahkan yg terbaik dalam kehidupan ini agar guru-guru kita tidak merasa kecewa dengan apa yg telah diajarkannya dahulu. Kesuksesan kita ada kebanggaannya melebihi kado, ucapan selamat dan piagam penghargaan.
Kemudian, memuliakannya adalah persembahan terindah bagi seorang guru lebih-lebih dari "mantan" muridnya. Cara memuliakannya sederhana saja. Jika berjumpa, tegur, sapa, salam dan kau cium tangannya lalu do'akan mereka.
Kelak ketika kau menjadi seorang guru, hal yg sama akan dirasakan. Betapa indahnya menjadi sang guru dengan sebutan pahlawan walaupun tanpa tanda jasa.
Selamat Hari Guru. Tanpamu bangsa ini rapuh.
Untuk semua guru, semoga Allah SWT membalas budi baik dan jasa - jasamu.
*Abd. Muluk "mantan" muridmu di :
* SD 024 RTP. Kiri
* MTs Muallimin RTP. Kiri
* SMA N 1 Kubu
* Fisipol UMY, Yogyakarta
Guru. Mendengar kata guru yg pertama sekali melintas dipikiran saya adalah belajar. Ya belajar. Mulai dari belajar ketika duduk di bangku kelas 1 SD (saya tak pernah PAUD atau TK) hingga mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Mulai dari belajar cara memegang pensil, kemudian menulis, mengeja sambil menghafal angka dan abjad hingga membaca dan merangkai kata menjadi kalimat. Begitulah seterusnya sampai kepada menganalisa teks dan konteks tentang seluruh aspek kehidupan ini. Semua ini harus diakui tercapai atas jasa guru-guru kita yg berkesinambungan memberikan pelajaran dan pendidikan. Tanpa mereka bisa jadi kita yg hari ini adalah hidup dalam kebodohan dan kepapaan belaka.
Tanpa guru, kehidupan berumah tangga sampai bernegara pastilah tandus. Tanpa guru, pribadi hingga berkelompok dan berbangsa pastilah rapuh. Lagi-lagi atas jasa guru jualah kehidupan ini berwarna-warni dan penuh dinamika.
Lalu apa yg bisa kita persembahkan utk mereka atas semua jasa dan pengabdiannya itu..? Lebih khsusu di HGN ini.
Kado bukanlah harapan sesungguhnya. Ucapan selamat hari guru adalah momentum saja. Piagam-piagam penghargaan cuma pelipur lara saat honorarium masih tertunda. Uforia kegembiraan guru-guru kita hanya terpancar saat peringatan hari guru, kemudian lalu sirna.
Sebagai "mantan" murid (walau sesungguhnya tidak ada istilah mantan murid atau mantan guru) mari kita persembahkan yg terbaik dalam kehidupan ini agar guru-guru kita tidak merasa kecewa dengan apa yg telah diajarkannya dahulu. Kesuksesan kita ada kebanggaannya melebihi kado, ucapan selamat dan piagam penghargaan.
Kemudian, memuliakannya adalah persembahan terindah bagi seorang guru lebih-lebih dari "mantan" muridnya. Cara memuliakannya sederhana saja. Jika berjumpa, tegur, sapa, salam dan kau cium tangannya lalu do'akan mereka.
Kelak ketika kau menjadi seorang guru, hal yg sama akan dirasakan. Betapa indahnya menjadi sang guru dengan sebutan pahlawan walaupun tanpa tanda jasa.
Selamat Hari Guru. Tanpamu bangsa ini rapuh.
Untuk semua guru, semoga Allah SWT membalas budi baik dan jasa - jasamu.
*Abd. Muluk "mantan" muridmu di :
* SD 024 RTP. Kiri
* MTs Muallimin RTP. Kiri
* SMA N 1 Kubu
* Fisipol UMY, Yogyakarta